Me

Me
Flower Attack

Rabu, 22 Juni 2011

Iman Kepada Hari Akhir

Pengertian Iman kepada Hari Kiamat
            Beriman kepada hari kiamat merupakan unsur pokok keimanan dalam Islam. Tanpa beriman kepada hari kiamat, iman seseorang tidak akan diterima. Sebagaimana tidak diterima apabila tidak beriman kepada Allah, malaikat-malaikat Allah, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan qadha qadar dariNya.Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman: “…Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan hari kemudian (kiamat), maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”(An-Nisaa’:136).
            Istilah atau nama – nama lain hari akhir :
  • As-sa’ah = hari kiamat
  • Yaumul ba’ats = hari kebangkitan
  • Yaumuddin = hari pembalasan
  • Yaumul hasrah = hari penyesalan
  • Yaumul fashl = hari keputusan
  • Yaumul jama’ = hari berkumpul
  • Yaumul hisab = hari perhitungan
  • Yaumul wa’id = hari ancaman
  • Yaumul waqi’ah = peristiwa yg dahsyat
  • Al-Haqqah = hari yg pasti terjadi
  • Yaumul Azifah = hari mendekat
  • Al-Qariah = kecelakaan yg perih
  • Al-Ghasyiyah = peristiwa yg luar biasa
  • Yaumul fathi = hari pengadilan
  • Yaumul Thalaq = hari perpisahan

Pembahasan aqidah mengikuti sistematika arkanul iman , yaitu :
1.                  Iman kepada Allah SWT
2.                  Iman kepada Malaikat
3.                  Iman kepada Kitab-kitab Allah
4.                  Iman kepada Nabi dan Rasul
5.                  Iman kepada Hari Akhir
6.                  Iman kepada Taqdir Allah
Menurut Al-Qur’an dan Al-Hadits bahwa fase-fase atau tahap-tahap yang dilalui oleh setiap jiwa atau roh manusia itu ada 4 perumahan, setiap perumahan yang satu pasti lebih besar dan lebih luas keadaannya daripada perumahan yang ditempati sebelumnya. Perumahan - perumahan yang dimaksudkan itu adalah merupakan alam yang ditempuh manusia, dan itu adalah merupakan fase-fase atau tahap hidup manusia.
Adapun fase-fase yang dilalui oleh setiap jiwa roh manusia yang empat itu adalah kehidupan di : (1) Alam kandungan, (2) Alam Dunia, (3) Alam kubur (Barzah), (4) Alam akhirat. [i]

Alam kandungan
Yaitu sewaktu manusia itu masih dalam kandungan ibu, dan pada waktu itulah dimulainya proses kejadian manusia, yakni Allah ciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah, dari saripati itu Allah jadikan air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Allah jadikan segumpal  darah, lalu segumpal darah itu Allah jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Allah jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Allah bungkus dengan daging. Setelah itu barulah Allah menjadikannya makhluk yang berwujud manusia seperti kita ini. Jika pada tahap yang pertama ini, manusia telah mengalami hidup di alam kandungan, yang keadaan disitu amat sempit, terbatas, banyak kesukaran dan penuh kegelapan yang bertimbun – timbun. Dan pada waktu itu manusia belum mengerti situasi dan kondisi.
Sesudah lebih kurang sembilan bulan lamanya berada di dalam rahim ibu, yang dikandungnya, dengan susah payah, penuh rasa keprihatinan, maka lahirlah manusia itu ke alam ujud dalam keadaan yang masih kecil dan lemah, tidak punya daya dan kekuatan, belum punya ilmu dan harta, maka barulah manusia akan mengalami fase kehidupan yang kedua, yakni mengalami kehidupan di alam dunia yang fana’ ini.
Alam Dunia
Setelah manusia mengalami fase pertama, yaitu hidup di alam kandungan kurang lebih sembilan bulan lamanya maka setelah itu lalu Allah melahirkannya dari kandungan ibu ke alam wujud yaitu alam dunia ini dengan belum mengetahui sesuatu apapun. Kemudian barulah Allah mengaruniakan pendengaran dan penglihatan serta hati.
Kemudian setelah manusia itu lahir dari kandungan sang ibu dan hidup, maka barulah manusia itu menempuh kehidupan yang kedua kalinya, yaitu hidup di alam dunia. Maka mulailah manusia setelah lahir di dunia mengalami pertumbuhan yang pasti berlaku dari kecil menjadi besar dan dari muda menjadi tua. Di tahap yang kedua ini yakni alam dunia yang fana, tujuan utamanya adalah mengejar kebaikan bagi yang berakal sehat, tapi semakin menumpuk – numpuk kejahatan bagi yang tidak beres akalnya. Oleh sebab itu dunia ini dapatlah dianggap sebagai sebab-sebab dapat diperolehnya kebahagiaan atau kecelakaan. Dan hanyalah kehidupan dunia adalah merupakan kenikmatan yang memperdayakan dan menipu.
Alam kubur
Setelah manusia itu mengakhiri hidupnya di alam dunia yakni ia telah mati, maka selanjutnya ia dikuburkan , dan selanjutnya mengalami perpindahan alam lagi yaitu menempuh kehidupan di alam kubur (barzah). Sifat alam barzah ini hanya sementara waktu, yaitu hingga datangnya hari kiamat
Alam akhirat
Alam akhirat merupakan perumahan yang kekal untuk selama – lamanya, yang terdiri dari surge atau neraka. Setelah itu tidak ada lagi alam yang lain lagi.
Hasan Al-Bashri berkata,” Iman tidak hanya angan-angan dan hiasan semata.  Ia adalah apa yang diyakini oleh hati, lalu direalisasikan dengan tindakan. Iman adalah keyakinan yang mengakar kuat di hati dan dibuktikan dengan kenyataan. Keyakinan itu tidak berubah, sehingga benar-benar menancap kuat di hati seseorang.”
Inilah akhlak orang-orang beriman. Ada keteguhan dalam beragama, ada iman dalam keyakinan, ada ilmu dalam santun dan berlaku santun dengan ilmu. Ada kecerdasan dalam kelembutan, keindahan dalam jejaknya, ada kemurahan dalam kayanya. Ada kelembutan dalam pemberiannya, ada kasih saying bagi yang lemah. Selalu menunaikan hak-hak. Ada kesadaran dalam keistiqamahannya. Tak membalas orang yang membenci. Tak pernah enggan menolong.
Saudaraku, kematian adalah keniscayaan, yang orang sombong tak berdaya menghadapinya. Cerdik pandai tak kuasa mendebatnya, karena kematian adalah peristiwa yang selalu berulang. Tetapi manusia lupa atau pura-pura melupakannya.
Saudaraku, kita adalah musafir. Jalan yang kita lalui begitu panjang, banyak halangan dan rintangan. Persiapkanlah bekal di dunia untuk perjalanan menuju akhirat. Jangan sampai kau lupa tujuanmu, Karena kau lupa tujuanmu, karena tertipu oleh rintangan ; kenikmatan syahwat, harta yang melimpah dan indahnya kehidupan. Semuanya tak akan kekal.
Saudaraku, berikanlah jalan lapang agar kebenaran masuk ke dalam diri kita. Lapangkan jalan, agar kita menyadari hakikat kehidupan.
Allah SWT berfirman,
Yang artinya : “Mereka menjawab, ‘Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?’ (Ghafir : 11)
Allah SWT berfirman,
“Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, ‘Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan”. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) dating kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun.” (Fathir : 37)
Ahlul Iman meyakini bahwa kehidupan ini akan berakhir, kemudian manusia berpindah menuju kehidupan lain yang tak pernah berakhir. Dunia, bagi mereka, adalah lahan ujian, sementara akhirat adalah tempat menuai hasil. Mereka meyakini dalam kubur ada azab dan siksa. Kemudian Allah akan membangkitkan manusia dari kuburnya pada hari kiamat.
Diantara tuntutan iman adalah , agar kita memikirkan hal ini. Kalau tidak, celakalah kita. Berpikir adalah tahap pertama dalam rangka persiapan. Inilah yang seharusnya dilakukan oleh siapa saja yang akn didatangi oleh kematian, lalu terbaring dalam tanah. Kemudian cacing tanah akan mengurainya. Malaikat Mungkar dan Nakir akan menginterogasinya.
Kuburan adalah tempat tinggal, dan kiamat adalah janjinya. Surge dan Neraka adalah tempat kembalinya.
Terapi Kerasnya Hati. [ii]
Para ulama mengatakan, penyembuhan hati yang keras, yang tidak mempan dengan peringatan dan dakwah yang datang terus-menerus, bisa dengan berbagai cara :
1.                  Membaca al-Qur’an dan Dzikrullah.
2.                  Merendahkan diri, dan menangis di hadapan Allah
3.                  Menghadiri majlis-majlis yang berisi mau’idhah dan dzikir.
4.                  Dzikrul Maut (mengingat kematian)
5.                  Menyaksikan sakaratul maut
6.                  Ziarah kubur
Manfaat iman kepada akhirat bagi masyarakat dan manusia[iii]
Iman kepada Akhirat merupakan dasar kehidupan umat manusia dalam masyarakat maupun sebagai individu, fondasi untuk semua kebahagiaan dan kasih saying, karena setelah iman kepada Allah, iman kepada hari kebangkitan dalam melindungi sebuah tata social yang damai.
Iman kepada hari kebangkitan adalah suatu factor terpenting yang memaksa kita untuk menggunakan keinginan kita dengan cara yang benar dan menahan diri dari berbuat dosa dan dari menyalahi dan mencelakakan orang lain.
Iman kepada hari kebangkitan juga merupakan sumber hiburan bagi mereka yang sakit. Keimanan membuat  utusan-utusan yang dicintai Allah, Nabi dan orang-orang suci, menyambut kematian dengan senyum bahagia
Iman kepada hari kebangkitan menjadikan sebuah rumah menjadi  sebuah taman surge
Iman kepada hari kebangkitan membawa  kepada saling mencintai dan penghargaan yang lebih mendalam kepada suami atau istri.
Iman kepada hari kebangkitan mengingatkan setiap orang atas tanggung jawab mereka satu sama lain, dan menciptakan indahnya saling mencintai, menyayangi, dan menghargai.
Tanda – tanda kecil Kiamat sudah dekat : [iv]
1.      Rasulullah SAW bersabda,”Jarak diantara diutusnya aku dengan hari kiamat itu hanyalah seperti dua jari ini (sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah).” (HR Bukhari, Muslim dan Tirmizi)
2.      Rasulullah SAW bersabda, “ Apabila budak wanita melahirkan tuannya, dan apabila engkau lihat orang – orang yang bertelanjang kaki, berpakaian compang- camping, miskin dan penggembala kambing berlomba – lomba dalam kemegahan bangunan.” (Hadist Mutafaqun ‘alaih)
3.      Rasulullah SAW bersabda, “ Diantara tanda-tanda kiamat adalah lenyapnya ilmu pengetahuan, meluasnya kebodohan, banyak diminum khamar dan perzinahan terjadi secara terang-terangan.”(HR. Bukhari)
4.      Rasulullah SAW bersabda, “ Tidak akan dating hari kiamat hingga dua kelompok besar berperang. Antara keduanya terjadi peperangan besar, padahal dakwah keduanya sama..”(Hadits  Mutafaqun ‘alaih)
5.      Rasulullah SAW bersabda, “ Akan dating suatu masa bagi umat manusia, seseorang berkeliling menawarkan sedekah emas, tidak ada yang mau mengambilnya. Dan terlihat seorang laki-laki diikuti empat puluh orang wanita yang ingin bersenang-senang dengannya, karena sedikitnya laki-laki dan banyaknya wanita”(Hadist Mutafaqun ‘alaih)
6.      Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan dating kiamat hingga waktu terasa amat pendek, satu tahun rasa sebulan, satu bulan rasa seminggu, satu minggu rasa sehari, satu hari rasa sejam, satu jam hanya selama membakar satu pelepah kurma”(HR Ahmad)
Tanda – tanda Kiamat Besar
  • 1.Ad-Dukhan (Asap)
  • 2.Dajjal
  • 3. Dabbah,
  • 4.Matahari terbit di barat,
  • 5.Isa anak Maryam turun.
  • 6.Ya’juj dan Ma’juj.
  • 7.Gerhana di Timur
  • 8.Gerhana di barat.
  • 9.Gerhana di Jazirah arab.
  • 10 Api menyala di Yaman menghalau ummat manusia ke mahsyar (tempat berkumpul). (Shahih Muslim)
PEMBAGIAN KIAMAT
1. Kiamat Kecil (Shugra) :
            Peristiwa   berakhirnya   setiap   makhluk   yang   bernyawa dan   hancurnya sebagian alam seperti terjadinya kematian, banjir, longsor, gempa bumi, dan lain-lain
2. Kiamat Besar  (Kubra) :
             Peristiwa hancurnya seluruh  alam semesta   sehingga alam ini berganti dengan alam yang lain, yaitu alam akhirat.

1.      Yaumul Ba’ats / Hari Kebangkitan : suatu hari dimana manusia dibangkitkan kembali dari kubur.
2.      Yaumul Mahsyar / Hari Perkumpulan : Suatu hari dimana manusia dikumpulkan di suatu tempat yang bernama Padang Mahsyar.
3.      Yaumul Hisab / Hari Perhitungan : suatu hari dimana dilakukan perhitungan amal perbuatan manusia ketika di dunia.
4.      Yaumul Mizan / Hari Penimbangan : Suatu hari dimana dilakukan penimbangan amal perbuatan manusia selama di dunia untuk mengetahui berat ringannya pahala dan dosa.
5.      Yaumul Shirath / Hari Melewati jembatan : suatu hari dimana setiap manusia melewati jembatan untuk menuju surga.
6.      Yaumul Jaza’ / Hari Pembalasan : suatu hari dimana Allah memberikan balasan kepada setiap manusia sesuai dengan amal perbuatan mereka selama di dunia.

7 Tingkatan Surga
Surga biasanya disebut dengan Jannah, dan inilah nama yang umun digunakan untuk menyebut tempat ini dan segala yang terdapat di dalamnya berupa kenikmatan, kelezatan, kemewahan, dan kebahagiaan. Nama-nama lain dari Surga di antaranya yaitu:
1. Darus Salam
Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala, artinya,
“Bagi mereka (disediakan) Darussalam (surga) pada sisi Rabbnya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal sholeh yang selalu mereka kerjakan.” (QS. 6:127)
Surga adalah Darussalam (negri keselamatan) dari segala musibah, kecelakaan, dan segala hal yang tidak disukai, dan dia merupakan negri Allah subhanahu wata’ala, diambil dari nama Allah “as-Salam”. Allah subhanahu wata’ala pun mengucapkan salam atas mereka,
“Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. (Kepada mereka dikatakan), “Salam”, sebagai ucapan selamat dari Rabb Yang Maha Penyayang.” (QS. 36:57-58)
2. Jannatu ‘adn
Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala, artinya,
(Yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang sholeh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya, dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, (sambil mengucapkan), “Salamun ‘alaikum bima shabartum”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. 13:23-24)
3. Jannatul Khuld
Karena penduduknya kekal di dalamnya dan tidak akan berpindah ke alam (tempat) lain. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
”Katakanlah, “Apakah (azab) yang demikian itu yang baik, atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada orang- orang yang bertaqwa?” Surga itu menjadi balasan dan tempat kembali bagi mereka.” (QS. Al-Furqan:15)
4. Darul Muqamah
Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala, artinya,
“Dan mereka berkata:”Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami.Sesungguhnya Rabb kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia-Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu”. (QS. 35:34-35)
5. Jannatul Ma’wa
Al-Ma’wa artinya adalah tempat menetap sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala dalam surat an-Najm di atas. Disebut demikian karena surga merupakan tempat menetapnya orang-orang mukmin
6. Jannatun Na’im
7. Al Muqamul Amin
” Asyhadu ala ila ha ilallah Astaghfirullah Nas alluka ridhoka wal jannah ta wa naudzubika min sakhotika wannaar “
7 Tingkatan Neraka
”Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah seperti orang yang mendapatkan kemurkaan dari Allah.” (QS. Âli Imran [3]:162).
1. Neraka jahanam, Jahannam
Adalah tingkat yang atas sekali. yaitu tempat mukminin,mukminat,muslimin dan muslimat yang melakukan dosa kecil maupun besar
“….Demi Neraka jahanam di datangkan untuk semua orang walaupun hanya lewat / mampir dalam 1 hari”
Firman Allah SWT:
Bahwasanya orang-orang kafir dan orang aniaya itu tidak akan diampuni Allah, dan tidak pula ditunjuki jalan, melainkan jalan ke Neraka Jahannam. Mereka kekal dalam neraka itu selama-lamanya. Yang demikian itu mudah sekali bagi Allah. (Q.S. An-Nisa : 169)
2. Neraka ladhoh, Luza
Tingkat kedua yaitu tempat orang yang mendustakan agama
Firman Allah SWT :
Sebab itu Kami beri kabar pertakut kamu dengan Neraka Luza (neraka yang menyala-nyala). Tiada yang masuk kedalamnya selain orang yang celaka. Yaitu orang yang mendustakan agama dan berpaling daripada-Nya. (Q.S. Al-Lail : 14-16)
3. Neraka Khutamah, Hathamah
Inilah neraka tingkat ketiga. yaitu yaitu tempat orang yang hanya lalai memikirkan dunianya tanpa mengerjakan kebutuhan/kepentingan untuk ibadahnya.
Harta yang membuat orang durhaka.
Firman Allah SWT , “Tahukah engkau apakah Hathamah itu? Yaitu api neraka yang menyala-nyala yang membakar hati manusia. Api yang ditutupkan kepada mereka. Sedangkan mereka itu diikatkan pada tiang yang panjang.”(Q.S. Al-Humazah : 4-9)
4. Neraka sair , Sair
Tingkat ke-empat yaitu  yaitu tempat orang yang tidak mau mengeluarkan zakat atau bagi mereka yang mengeluarkan tapi tidak pada porsinya dan Dalam neraka ini ditempatkan orang yang memakan harta anak yatim. Didalam neraka ini mereka buta, pekak, dan kulitnya tebal seperti Jabal uhud.
Firman Allah SWT, “Bahwasanya orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan aniaya, sesungguhnya mereka memakan api sepenuh perutnya. Dan nanti mereka akan dimasukkan kedalam neraka Sair.”(Q.S. An-Nisa : 10)
5. Neraka Sahkhor, Saqru
Yaitu tempat orang yang tidak melaksanakan salat tempat orang yang berbohong tentang keberadaan Allah, menyembah selain Allah atau menyembah zat yang keluar dari sifat Allah dan Al quran, dalam kitab safina : “….orang yang tidak melaksanakan solat dihukumi sebagai hewan yang tidak ada harganya/ tidak ada manfaatnya “
Didalam surga mereka saling bertanya dari hal orang berdosa. Apakah sebabnya kamu masuk neraka Saqru? Karena kami tidak sholat, kami tidak memberi makan orang miskin, kami percaya pada yang bukan-bukan. Kami mendustakan hari kiamat.(Q.S. Al-Mudatsir : 40-46)
6. Neraka jahim , Jahim
Tingkat ke-enam yaitu ditempatkan orang kafir, orang yang mendustakan agama, yaitu orang-orang Islam yang berdosa. Mereka yang berbuat apa yang dilarang Tuhan. Umpamanya berzina, meminum khamar, dan membunuh tanpa hak.
Firman Allah SWT ,”Dan orang-orang yang kafir dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami, mereka itilah penghuni neraka Jahim.”(Q.S. Al-Maidah : 86)
7.  Neraka Hawiyah, Hawiyah.
Inilah neraka yang berada dibawah sekali.neraka yang paling keras, yaitu tempat orang yang ketika matinya tidak membawa iman dan islam, apinya hitam dan sudah dibakar 1000tahun lamanya, Alas atau kerak-kerak neraka. Disinilah tempat orang-orang yang berdoa berat. Mereka yang menjadi musuh nabi-nabi, seperti Firaun.

KEMATIAN
  • Kematian adalah akhir dari kehidupan setiap makhluk yang bernyawa di dunia ini.
    • Kematian adalah sesuatu yang pasti dan tiak dapat diragukan, namun banyak orang yang lalai darinya.
    • Ajal manusia adalah misteri yang tidak seorang pun mengetahuinya selain Allah saja.
    • Bila kematian telah tiba, maka ia tak dapat ditolak, ditunda, atau dihindari
    • Jika seorang mukmin meninggal, malaikat pencabut nyawa datang dengan rupa yang menawan dan aroma yang harum, serta para malaikat rahmat hadir membawa berita gembira tentang surga
    • Merupakan rahmat Allah kepada hamba-Nya, barang siapa yang di akhir hayatnya mengucapkan kalimat laa ilaa ha illallah
  • Jenis siksa kubur beraneka ragam:
    • Ada yang dipukul dengan palu yang terbuat dari besi atau yang lainnya : kuburnya dijadikan gelap gulita lalu dihamparkan baginya hamparan neraka dan dibukakan pintunya ; ada pula amal buruknya diperlihatkan seperti manusia buruk rupa dan berpakaian jelek yang duduk di dalam kubur bersamanya
    • Seorang mukmin akan memperoleh kenikmatan di alam kubur, yaitu dengan dilapangkan kuburnya, disinari cahaya yang terang, dibukakan baginya pintu surga hingga angin surga dan aromanya menghembus ke dalam kuburnya, dan akan dibentangkan hamparan surga. Amalnya digambarkan seperti laki-laki tampan yang menemaninya dalam kubur.




Daftar Pustaka

·         Ilyas, Yunahar. Kuliah Aqidah Islam. LPPI UMY. Yogyakarta th. 1992
·         Unal, Ali. Makna Hidup Sesudah Mati. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta th. 2002
·         Abidin, Zainal. Alam Kubur dan Seluk – Beluknya. Rineka Cipta. Jakarta. 1993.
Muhammad bin Abdurrahman Al-Uraify, A’idh bin Abdullah Al-Qarni, Syaikh Muhammad bin Husain Ya’qub. Malam Pertama di Alam Kubur. PT Aqwam Media Profetika. Solo. Th. 2004


1.       [i] Zainal Abidin, Alam Kubur dan Seluk-Beluknya, (cet 1; Jakarta : PT Rineka Cipta, Januari 1993), h 1-19 .

2.       [ii]  A’idh Al-Qarni, Muhammad, Muhammad Abdurrahman Al-Uraifi, Syaikh Muhammad bin Husain Ya’qub. Malam Pertama di Alam Kubur, diterjemahkan oleh Abu Ibrahim Al-Qudsi dengan judul Awwalu Laylatin fi Al-Qabri Ahwalu Al-Qabri Hada’iq Al-Mawti.( Solo: PT Aqwam Media Profetika, 2010),h 76-88

3.       [iii]  Ali Unal. Makna Hidup Sesudah Mati, diterjemahkan oleh Sugeng Hariyanto, Fathor Rasyid dengan judul The Resurrection and the afterlife. ( JJakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2002), h 44-48
4.       [iv] Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam (Cet. 6 ; Yogyakarta : LPPI, September 2001), hal 153-175

Tidak ada komentar:

Posting Komentar