Mahasiswa
sebagai agen perubahan. Sepertinya kalimat ini tak asing lagi bagi kita, para
mahasiswa. Kalimat ini sering diperdengungkan saat orientasi pengenalan
mahasiswa baru atau di seminar – seminar di kampus kampus umumnya. Tetapi peran
mahasiswa yang dilihat pada masa saat ini, jika merujuk kalimat tersebut seakan
telah memudar atau memupus. Mengutip perkataan Erton Arsy Valy, seorang mahasiswa
Universitas Paramadina ,”Banyak mahasiswa sekarang ini berpikiran jangka
pendek. Padahal mahasiswa sebagai agent of change harusnya berpikir jangka
panjang”. Ini bisa dilihat dari banyaknya mahasiswa yang sibuk dengan kegiatan
masing- masing, seperti saat ini banyak kita lihat mahasiswa lebih mementingkan
aktivitas kuliahnya atau study oriented selama masa perkuliahan daripada
memfungsikan peran dan tanggung jawab ideologinya sebagai pewaris perjuangan
bangsa sesuai bidang keahlian tertentu untuk nantinya berperan aktif dalam
pembangunan.
Ditambah,
gerakan mahasiswa akhir – akhir ini seakan mati. Mahasiswa sangat sedikit yang
peduli terhadap kemajuan bangsa. Padahal, mahasiswa sebagai motor penggerak
perubahan sejatinya berpikir strategis jangka panjang untuk membangun bangsa
dan memantau kinerja pemerintah. Jika dibandingkan mahasiswa era 60-an,
mahasiswa tempo dulu adalah mahasiswa yang paham betul tuntutan masyarakat,
bergerak dalam pergerakan demi terpenuhinya hak- hak rakyat yang tertindas oleh
kekuasaan.
“Kuliah
bukan sebuah tujuan utama, maka jangan sampai menjadi prioritas yang
mengabaikan banyak ilmu yang berkeliaran di luar”(Chio, Jangan Sadarin
Mahasiswa). Mahasiswa yang nantinya adalah kader bangsa yang akan menciptakan
perubahan di suatu negara. Sistem politik yang ada di kampus adalah salah satu
alat pengaderan kepemimpinan nasional. Melalui jalan politik kampus, mahasiswa
dituntut dapat mengidentifikasi dirinya sebagai anggota masyarakat dan negara
untuk menentukan kebaikan bersama.
Politik
sesungguhnya hanya sebuah wadah penyalur aspirasi. Jika kita memiliki aspirasi
untuk kemajuan bangsa, tetapi tak ada penyalur aspirasi tersebut, maka
tinggalah harapan kosong tanpa implementasi.Solusi terbaik untuk membenahi
Indonesia yang carut- marut oleh kebengisan pemimpin saat ini adalah
partisipasi mahasiswa dalam merumuskan kebaikan demi tercapainya tujuan
kemerdekaan Indonesia melalui jalan politik mahasiswa di kampus. Sebuah wadah
yang memberikan aspirasi untuk kebaikan bersama.
*dari berbagai sumber di internet