Me

Me
Flower Attack

Jumat, 17 Agustus 2012

Pengalaman Bersosialisasiku


Kita tentu sudah tak asing dengan kata ‘organisasi’. kata dari bahasa yunani yang berarti suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama. organisasi sudah sangat banyak hadir dalam masyarakat. Dari tingkat SD, SMP, SMA, bangku perkuliahan, hingga organisasi masyarakat. Setiap organisasi tentu mempunyai spesialisasi bidang tertentu yang dengan itu menarik para anggotanya yang mempunyai kegemaran atau minat yang sama untuk berkumpul, dan bersama mencapai tujuan yang sama.

 
Disini, aku ingin menceritakan bagaimana pengalaman aku selama berorganisasi. Sedari kecil, aku bukanlah seorang yang aktif, supel, dan banyak kawan. Aku hanya seorang gadis kecil yang pendiam dan pemalu. Mungkin kepribadian ini terbentuk karena didikan orangtua yang sedikit posesif terhadap anaknya. Yah, maklum lah aku anak perempuan satu-satunya dan yang paling bontot pula.
Makan bangku sekolah dari SD, SMP, SMA kujalani dengan yahh lempeng aja. Pagi, mandi, sekolah, pulang, dirumah, terkadang pula mencuri curi waktu bermain kerumah teman jika jam pulang sekolah lebih awal. Belum ada keinginan berorganisasi pada saat itu, karena yahh teman sepergaulanku juga bukan anak- anak yang aktif di organisasi. yah seperti kata pepatah, ‘jika berteman dengan penjual minyak wangi tentu kita kecipratan wanginya, kalau berteman dengan tukang sampah, yah pastilah kecipratan bau sampahnya’. Dan parahnya lagi, pergaulanku yang seperti ini menimbulkan persepsi negatif terhadap anak organisasi, yaitu ‘anak organisasi tuh ibaratnya pembantunya sekolahan’. Nah, begitu lekatnya kata- kata itu hingga membuat diri juga males dong dikatain ‘pembantu’.
Waktu berjalan, aku pun duduk di bangku kuliah. Sesuatu yang tidak pernah kuminta pada orang tuaku. Sebelum lulus SMA, memang aku seperti pasrah saja, disuruh kerja ya gak apa, kuliah yah jalani saja. Karena aku (sok) mengerti tentang keadaan keuangan orang tuaku, yang juga menguliahkan kakakku di surabaya. Masa masa pendaftaran, ada test interview oleh kakak2 jurusan. Ditanyalah aku disana, “kalo udah jadi mahasiswa, mau ikut organisasi apa?”. Bingung dalam hati ini,”emang harus ikut organisasi ya, mahasiswa ntu?”. Karena saat itu hanya kukenal HMJ, ya kujawab saja HMJ. Kakaknya bilang, “lah ini HMJ”. Eh, ternyata gak nyadar kalo lagi diinterview di sekret HMJ. Dalam hati, hanya oowwww…
Seperti yang telah kuceritakan pada ceritaku sebelumnya ‘tersadar’, dari hidayahlah bermula hingga aku masuk organisasi kerohanian yang kini aku aktif didalamnya. Walau sebelum bergabung ini, pernah pula masuk english club, tapi ketidakpuasan membuatku perlahan meninggalkan english club itu. Orang bilang kader rohis kampus itu sebutannya aktivis dakwah kampus. Pertama, WOW dengernya, tapi bila dihayati betul, gak main main amanah yang ditanggung. Menyeru orang dalam kebaikan, mencegah kemungkaran. Dalam AlQuran saja tertulis, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung” (QS Al Imran : 104)
Kini, menjadi aktivis dakwah kampus ibarat udah terlanjur basah.  Jika niat awalnya mengikuti segala kegiatan mereka adalah hanya untuk memperbaiki diri. Tetapi selanjutnya diri ditempa untuk dapat mengajak orang lain pula untuk merasakan nikmat iman dan indahnya islam.bukan hanya menuntut perubahan diri menjadi lebih islami, tapi juga menuntut kita untuk berbuat lebih dalam dakwah ini.
Apalagi bagi mahasiswa sepertiku yang sebelumnya belum pernah berorganisasi. Hanya bisa bengong ketika pertama melihat bagaimana cara mereka berpendapat dan bekerjasama.
Keberadaan Rohis kampus tidak hanya rohis fakultas, ada juga rohis universitas, lalu rohis OMEK. Dan aku pun tercebur di ketiganya. Bukan karena pengaruh seseorang, tapi hatiku mungkin terpanggil untuk mengenal dan mencintai kegiatan organisasi rohis ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar